Minggu, 10 Juni 2012

Fakta tentang Tinta Cumi


     Cumi-cumi merupakan salah satu hewan laut dari keluarga loliginidae, kelas cephalopoda. Dalam bahasa latin, cumi-cumi dikenal dengan sebutan loligo spp, sedangkan dalam bahasa inggris disebut squid, kalau di Indonesia cumi biasa disebut juga sotong. Sotong memang memiliki rasa yang enak dan lezat, tapi sadar gak sih kalau disetiap masakan cumi itu selalu ada tintanya juga. Tinta cumi memang biasanya tidak dibuang tetapi ikut dalam masakan, kira-kira aman gak ya tinta ini dimakan.

     Cairan tinta cumi-cumi ini bersifat alkaloid, sehingga tidak disukai oleh predator, terutama ikan. Cairan yang berwarna gelap ini mengandung butir-butir melanin atau pigmen hitam. Melanin alami adalah melanoprotein yang mengandung 10-15 persen protein. Melanin ini mengikat protein melalui asam amino yang mengandung sulfur, yaitu sistein.

     Karena bersifat alami sebenarnya tidak masalah jika ingin mengkonsumsi tinta cumi ini. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari zat tinta yang pekat, bahkan beberapa orang justru menggunakan tinta cumi ini sebagai peningkat cita rasa alami sehingga tidak perlu ditambah penyedap rasa lagi. Di beberapa Negara seperti Italia, tinta cumi digunakan sebagai bumbu masakan pasta. Dijepang, kantong tinta cumi-cumi (sepio melanin) yang berwarna hitam dipakai sebagai pengawet dan meningkatkan rasa pada cumi asin.

     Selain digunakan dalam masakan ternyata tinta cumi juga dapat digunakan dalam bidang kesehatan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hiroki University jepang, tinta cumi-cumi dapat mengaktifkan sel darah putih untuk memerangi tumor. Hal tersebut telah diujicobakan pada 15 ekor tikus yang mengidap penyakit tumor ganas. Tikus itu diberikan suntikan 3 dosis cairan tinta cumi, dan hasilnya hanya tiga tikus yang mati, sisanya tetap hidup.

Sumber: kolom-inspirasi

0 komentar:

Posting Komentar